- Komite Kemanusiaan Indonesia-Aceh
Assalamualaikum,
Saudara & saudari yang dirahmati Allah sekelian,
Alhamdulillah, program iftar dan sedekah di Indonesia telah dilaksanakan pada;-
Tarikh:
17 September 2009 / 27 Ramadhan 1430H
18 September 2009 / 28 Ramadhan 1430H
Tempat:
1. Masjid Rukoh, Darussalam Banda Aceh
2. Mesjid Jami’ Geulanggang, Bireuen
3. Kampung Leupung, Kuta Malaka Aceh Besar
Dilaksanakan oleh:
Komite Kemanusiaan Indonesia – Aceh (KKIA)
Pengagihan:
Berbuka puasa bersama 300 orang saimin dan 30 orang anak yatim. Sementara pengagihan sedekah kepada 30 orang fakir miskin.
Testimonial:
“Saya merasa senang dengan adanya kegiatan iftar yang dilaksanakan oleh JIM dan KKIA. Masyarakat di sekitar sini memang sangat membutuhkan bantuan seperti ini karena sebagian besar dari mereka adalah masyarakat tidak mampu. Kami berharap kegiatan ini dapat terus dilaksanakan di masa-masa akan datang” – Basri Effendi (Ketua KAMMI Aceh).
“Alhamdulillah, saya sangat senang karena JIM mau melaksanakan kegiatan sadaqah berupa Ramadhan Food Package di kampung kami. Tahun sebelumnya kami tidak pernah mendapat bantuan dari siapapun, biasanya hanya ada sumbangan dari masyarakat tapi hanya sedikit. Makanya waktu kabar kegiatan tersebut di kampung kami, kami lansung menerimanya. Semoga JIM terus membantu masyarakat Aceh.” – Fatimah Ibarhim (Fakir Kampung Leupung)
Dikepilkan bersama gambar iftar dan sedekah di Indonesia.
Majlis berbuka puasa JIM di Indonesia
Antara para saimin yang hadir
Antara anak yatim yang hadir
Majlis penyerahan sedekah JIM di Indonesia
Antara penerima sumbangan sedekah JIM
Anak yatim menerima sedekah dari wakil JIM
Klik, selanjutnya.
Laporan disediakan oleh:
Syakya Meirizal
Koordinator Program Iftar & Sedekah
Komite Kemanusian Indonesia-Aceh
- Muslim Foundation for Culture & Development, Sri Lanka
Assalamualaikum,
Saudara & saudari yang dirahmati Allah sekelian,
Alhamdulillah, program iftar dan sedekah di Sri Lanka telah dilaksanakan pada;-
Tarikh:
15 September 2009 / 25 Ramadhan 1430H
Tempat:
Kekunugolla, Kurunagale
Dilaksanakan oleh:
Muslim Foundation for Culture & Development (MFCD)
Pengagihan:
Berbuka puasa bersama 100 orang
Dikepilkan bersama gambar iftar dan sedekah di Sri Lanka.
Majlis berbuka puasa JIM di Sri Lanka
Antara mereka yang hadir
Berdoa bersama
Khusyuk mendengar tazkeerah yang disampaikan
Klik, selanjutnya.
Laporan disediakan oleh:
Hamjad Junaideen
Programme Officer
Muslim Foundation for Culture & Development
- @ Jawa Barat: Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Assalamualaikum,
Saudara & saudari yang dirahmati Allah sekelian,
Alhamdulillah, program iftar dan sedekah di Jawa Barat telah dilaksanakan pada;-
Tarikh:
16 September 2009 / 26 Ramadhan 1430H
Tempat:
1. Kp. Babakan Alun-alun, Desa Pangalengan, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung
2. Kp. Kiarakohok, Desa Pamalayan, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut
Dilaksanakan oleh:
Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Pengagihan:
Berbuka puasa bersama 509 buah keluarga dan 1939 orang mangsa bencana alam.
Testimonial:
“Alhamdulillah, isteri saya bilang bahwa makanan ini luar biasa ada peningkatan gizi setelah berhari-hari makan yang itu-itu saja. Sampaikan salam terima kasih kami dan segenap warga kepada siapapun yang memberi makanan bergizi ini. Semoga berkah dan Allah membalasnya dengan balasan yang jauh lebih baik” – Ustaz Wahyu Bobi.
“Semua proses mulai dari potongan sapi sampai acara buka puasanya memberi hikmah tersendiri bagi warga kami. Warga kami menyatu kembali setelah sempat tercerai berai oleh bencana” – Bapak Iyep Saifullah.
Liputan akhbar di Indonesia:
Bencana Memersatukan Warga
Kamis, 17 September 2009 jam 14:44
Keyakinan senantiasa berbuah keberhasilan, kalimat ini coba ditanamkan kepada para relawan ACT di Pangalengan, Bandung, terkait rencana pelaksanaan buka puasa bersama para pengungsi korban gempa Jawa Barat. Keraguan sempat menghinggapi sekitar sepuluh relawan yang tersisa di posko Pangalengan, sebab harus menyelenggarakan buka puasa bersama untuk sekitar 1500 orang pada hari Rabu 16 September 2009, sedangkan waktu tersedia hanya dua hari.
Ya, posko Pangalengan yang dikomandani Anwar baru mendapat kabar dari pusat soal rencana buka puasa bersama ini dua hari sebelumnya, dan itu sempat membuat beberapa relawan bertanya kompak, “Apa mungkin dengan waktu hanya dua hari? Seribu lima ratus?” kira-kira demikian nada keraguan yang muncul.
Namun sekali lagi, bahwa kekuatan utama setiap orang ada di dalam dadanya, apa yang tersimpan jauh di lubuk hatinya berupa keyakinan. Salah satu ciri kesuksesan seorang relawan atau tim adalah kemampuannya menggerakkan masyarakat, seberat dan sesulit apapun sebuah pekerjaan jika dilakukan secara bersama dan terorganisir akan terlihat lebih ringan dan mudah. Betul saja, ketika ide ini disampaikan ke warga pengungsi, mereka sangat antusias. Terlebih ketika diberi tahu menu utamanya adalah daging sapi yakni dengan menyembelih seekor sapi berukuran besar, ditambah menu bergizi lainnya.
Tim ACT langsung berkumpul bersama warga untuk berembug dan membuat rencana, mulai dari membeli sapi dan bahan-bahan lainnya, termasuk mengorganisir puluhan tenaga untuk memasak serta menyiapkan hal lain terkait acara buka puasa bersama besar-besaran itu. Mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu, remaja, hingga anak-anak serta relawan bahu membahu memersiapkan sajian buka puasa yang terdiri dari makanan utama dengan menu bistik sapi, gulai sapi, bihun goren, dan kerupuk, makanan pembuka bakwan dan pisang goreng dilengkapi dengan sop buah dan air minum dalam kemasan. Tidak tanggung-tanggung, jumlah makanan berbuka yang harus disiapkan sebanyak 1500 paket agar bisa melayani pengungsi sejumlah itu.
Pagi hari di tanggal 16 September 2009, warga Kampung Babakan Alun-Alun, Desa Pangalengan, Kecamatan Pangalengan berkumpul guna menyaksikan pemotongan sapi sedangkan para ibu dan remaja putri sibuk menyiapkan alat-alat memasak. Setelah itu kesibukan pun dimulai, dari mencincang daging dan tulang kemudian mengolahnya, juga membuat makanan lainnya. Sekelompok ibu dan remaja putri membuat sop buah, sekelompok lainnya mengolah sayuran, sedangkan kaum bapak memasak daging. Sebagian relawan menyiapkan dus pembungkus, dan sebagian ibu-ibu menanak nasi. Semua proses itu dimulai pukul 08.00 hingga menjelang waktu berbuka. Alhamdulillah, waktu maghrib tiba, sekitar 1300 dus makanan sudah siap dibagikan. Sedangkan sisanya diselesaikan usai maghrib. Panganan berbuka puasa dengan menu bergizi tidak hanya dinikmati oleh warga Kampung Babakan Alun-Alun, melainkan juga oleh warga dari kampung lainnya.
Sebuah kerja keras luar biasa yang diperlihatkan oleh sinergi hebat antara relawan dan warga pengungsi. Menyiapkan 1500 paket buka puasa bersama bukan hal mudah dan ringan, hanya bermodal keyakinan dan kekompakan lah semua itu bisa diwujudkan. Rasa lelah dan peluh yang banjir sejak awal proses seolah terbasuh sudah ketika melihat para pengungsi berbondong-bondong mendatangi lokasi buka puasa bersama yang disponsori oleh Jamaah Ishlah Malaysia (JIM), sebuah lembaga sosial asal negeri jiran.
Banyak hal menarik yang bisa dipetik dari acara buka puasa bersama tersebut, bukan sekadar meningkatkan gizi pengungsi yang sudah berhari-hari mengonsumsi mie instant, namun lebih dari itu, ini adalah silaturahim antara para pengungsi yang tersebar di beberapa titik, juga dengan para relawan. Nilai strategis dari program ini guna memberikan satu bentuk edukasi kepada publik bahwa para pengungsi pun patut diperlakukan secara terhormat dengan memberikan makanan yang bergizi.
Coba kita simak komentar para pengungsi yang hadir. Ustadz Wahyu Bobi misalnya, “Alhamdulillah, isteri saya bilang bahwa makanan ini luar biasa, ada peningkatan gizi setelah berhari-hari makan yang itu-itu saja. Sampaikan salam terima kasih kami dan segenap warga kepada siapapun yang memberi makanan bergizi ini. Semoga berkah dan Allah membalasnya dengan balasan yang jauh lebih baik…”
Masyarakat senang, warga gembira menerima paket makanan yang disiapkan ACT bekerja sama dengan JIM. Dan yang lebih menggembirakan adalah pernyataan Pak Iyep Syaifullah, yang merasa bersukur dengan diadakannya buka puasa bersama ini. “Semua proses mulai dari pemotongan sapi sampai acara buka puasanya, memberi hikmah tersendiri bagi warga kami. Warga kami menyatu kembali, setelah sempat tercerai berai oleh bencana,” ujar Pak Iyep.
Menurut Pak Iyep, sebelum bencana ada warga yang kurang bergaul dan kurang menyatu. Setelah bencana kami semakin peduli satu sama lain. Kami semakin dekat dan mau saling membantu. Mungkin ini hikmah dari bencana, membuat kita sama rasa dan nasib, rasa inilah yang menyatukan kami. Ditambah lagi dengan adanya program buka puasa ini, yang semula individual menjadi semakin dekat dan mau saling membantu. Terima kasih kepada ACT dan JIM dari Malaysia,” tambahnya. (Gaw)
Dikepilkan bersama gambar iftar dan sedekah di Jawa Barat.
Majlis berbuka puasa JIM di Jawa Barat
Berdoa bersama sebelum berbuka puasa
Berbuka puasa bersama mangsa bencana alam yang lain
Menikmati juadah berbuka puasa
Antara kawasan kejadian gempa bumi
Rumah kediaman mereka musnah akibat bencana
Klik, selanjutnya.
Laporan disediakan oleh:
Imam Akbari
Aksi Cepat Tanggap
- @ Kemboja: Yayasan Pembangunan Umat Islam Kemboja
Assalamualaikum,
Saudara & saudari yang dirahmati Allah sekelian,
Alhamdulillah, program Iftar dan Aqiqah di Kemboja telah dilaksanakan pada;-
Tarikh:
18 September 2009 / 28 Ramadhan 1430H
Tempat:
Phnom penh, Sihanuk Vill, Steng Traeng, Svay Reang, Ta Keo, Keb, Pailin, Kratie, Kampong Cham, Mondulkiri, Kampong Antongsor dan Kampung Tra.
Dilaksanakan oleh:
Yayasan Pembangunan Umat Islam Kemboja (YAPIK)
Pengagihan:
Berbuka puasa dan aqiqah bersama mereka yang lebih memerlukan di Kemboja.
Dikepilkan bersama gambar iftar dan sedekah di Kemboja.
Majlis berbuka puasa JIM @ Kemboja
Antara mereka yang hadir
Majlis Aqiqah Kambing @ Kemboja
Majlis Aqiqah Lembu @ Kemboja
Klik, selanjutnya.
Laporan disediakan oleh:
Mr. Yob Ashkary
Director of Radio Cambodian Islamic Voice
No comments:
Post a Comment